Selasa, 16 September 2008

Suara Kembara Di Perantauan

Ayah...
Dalam lembut angin petang menjamah mesra
Dan lambaian daun-daun memanggil pulang
Dalam mimpiku, kulihat wajahmu menggaris rindu
Menatap hari yang berlalu
Hidup di kota ini amat mahal, ayah
Demi pembelaan nasibmu
Biarlah aku di perantauan ini

Ibu...
Aku tahu arti kasihmu yang tiada terucap
Aku tahu arti rindumu pada sebuah kepulangan
Tapi kesadaranku membunuh kasih
Mematikan rindu
Usah ditangisi kepergianku
Di sini masih ada secebis kasih
Yang dapat ku kecap
Meskipun tak seberapa, tapi aku gembira
Kerna kasih Tuhan mengatasi segala

Abang...
Masihkah dendam membara karna kepergian ini ?
Atau masihkah berpegang pada kebenaran katamu dulu ?
Aku ingin mencari kebenaran di perantauan ini
Sebagai jawaban persoalan yang kau sangsikan itu
Ketahuilah, ikatan kekeluargaan tidak kan putus
Meski kasih dijarakkan

Adik...
Kaulah satunya harapan ibunda
Buktikan kewibawaanmu
Bakal pemimpin nusantara ini
Walau kasih jauh untuk dipertemukan
Atau mungkin kau lupa ketiadaanku
Tapi aku, masih terdengar di telingaku
Betapa suaramu membara
Mengguris sepi malam

Tidak ada komentar: